Senin, 15 April 2013

PETUALANGAN DI ALAM BEBAS MEMPENGARUHI KECERDASAN ANAK


Petualangan ke Alam Bebas mengasah kecerdasan anak.
Petualangan, sebenarnya tidak selalu berarti bermain di alam bebas. Petualangan bisa dilakukan di mana saja, karena menjalani hidup itu sendiri sebenarnya adalah sebuah petualangan, walaupun kita bisa merencanakan sesuatu, namun tidak ada yang pernah bisa menjamin apa yang direncanakan itulah yang akan terjadi. Karena itulah, hidup ini sendiri sejatinya adalah suatu petualangan. Namun, konteks petulangan dipersempit dalam konteks menjelajah atau berkegiatan di alam bebas.

1. Pentingnya liburan di alam bebas bagi anak
Alam adalah guru, mengajak anak berlibur ke alam, merasakan petualangan, berati memberikan kesempatan pada anak belajar untuk belajar langsung pada sang guru. Berpetualang memberikan beberapa manfaat, yang bisa dirasakan langsung maupun tidak langsung. Beberapa manfaat berpetualang ke alam yang bisa disebutkan adalah:
  • anak mendapatkan waktu untuk berekreasi.
  • wawasan anak akan bertambah secara langsung, karena mereka melihat, menjalani secara langsung pengalaman baru dalam hidup mereka. Semua panca mereka akan terstimulasi akan nuansa petualangan yang di lakukan. Mata melihat alam yang indah, melihat berbagai hewan/tumbuhan/pemandangan yang sebelumnya hanya dilihat melalui buku, internet, atau TV. Mereka berkesempatan menyentuh atau melakukan.  - anak melihat variasi kehidupan diluar kehidupan kesehariannya.
  • kesempatan untuk menemui "tantangan" --> berarti kesempatan melatih "problem solving" dan menyikapi "tantangan" tersebut.
  • Meningkatkan kebersamaan dan kekompakan. Pada umumnya dalam kegiatan outdoor / alam bebas orangtua akan melibatkan diri terhadap aktifitas anak. Disinilah seluruh keluarga yang mengikuti kegiatan akan berkesempatan melakukan quality time
  • membuat anak menjadi kreatif (akan menyikapi situasi/petualangan yg dihadapinya)
  • meningkatkan rasa percaya diri anak. Anak akan merasa bangga jika mrk berhasil melewati berbagai tantangan dalam petualangannya.
  • melatih anak tidak "manja", tidak gampang menyerah dalam menjalani tantangan.


Menurut Howard Gardner – seorang professor psikologi dari Harvard University, manusia memiliki 8 kecerdasan majemuk, yaitu: Kecerdasan Matematis/Logis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis. Melakukan kegiatan petualangan di alam bebas, bisa menstimulasi, mengasah beberapa kecerdasan pada anak, yaitu diantaranya kecerdasan kinestetik, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.


 kecerdasan kinestetik
: melakukan petualangan alam bebas identik dengan melakukan gerakan. Mereka mungkin akan merangkak, berjalan, melompat, menunduk, berlari, berenang, dsb. Dengan melakukan itu semua, kecerdasan kinestetik mereka akan terasah. 

Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.

Kecerdasan intrapersonal:

adalah kemampuan memahami diri sendiri dan bersikap, berperilaku sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh diri kita tersebut. Pemahaman yang dimaksud berhubungan dengan kelemahan-kelebihan yang dimiliki, mood yang dialami, keinginan, kemampuan, dll.  Dengan berpetualang ke alam bebas, anak memiliki kesempatan mengasah kecerdasan ini. Anak akan dilatih mengukur kemampuannya ataupun "menantang keterbatasannya" dan melakukan yang terbaik yang bisa dilakukannya. Anak juga belajar menjadi mandiri, realistis terhadap situasi, dan belajar bersikap dalam menghadapi segala keberhasilan maupun kondisi yang kurang menyenangkan baginya (misal saat anak terjatuh).

Kecerdasan interpersonal:
kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok. Berpetualang, jamak dilakukan bersama orang lain, walaupun bs juga dilakukan sendiri. Dengan berpetualang ke alam bebas, kecerdasan interpersonal akan terasah, seperti: berlatih bergaul/mengahadapi orang lain dalam berbagai situasi, beradaptasi dengan lingkungan/masyarakat baru, belajar terlibat/berpartisipasi dalam kegiatan berkelompok, dapat berempati pada orang lain.


2. Mulai umur berapa sebaiknya anak-anak mulai dibawa bertualang?
Tidak ada batasan minimum seorang anak bisa dibawa melakukan petualangan.
Namun perlu diingat, layaknya kegiatan dalam liburan, dan layaknya orang malakukan petualangan, kegiatan/liburan berpetualang untuk anak hendaknya harus mengandung unsur FUN, yaitu: menyenangkan, seru, menggembirakan, dan bukan sebaliknya. Oleh karena itu, hendaknya jenis petualangan yang dipilih disesuaikan dengan usia, dan minat.
 

Contohnya, kemping, menurut saya, kemping dapat dilakukan oleh anak anak dengan usia berapapun. Pilihan lokasi kemping, tinggal disesuaikan dengan usia anak. mulai dari yang aksesnya mudah (beberapa ratus meter dari tempat parkir) sampai yang cukup sulit. Semakin besar usia si anak, tingkat dan jenis petualangan, dapat ditingkatkan.
Jangan memaksakan dan melakukan sesuatu yang ekstrim ketika mengenalkan petualangan pada anak, mulailah dari yang paling mudah dan singkat jarak waktunya, misalnya, hiking ke air terjun.

Yang jelas orang tua, harus menikmati petualangan itu sendiri. Tidak mungkin anak akan menyukai atau menikmati liburan petualangannya, jika orang tua tidak bisa menunjukkan reaksi bahwa mereka suka, senang, dan menikmati liburan petualangan tsb. Anak-anak sangat sensitif. Mereka memiliki sensor yang sangat baik untuk mendeteksi emosi dan bahasa tubuh anda, apakah anda benar benar menikmati petualangan tersebut atau berpura pura senang. Jika orang tua cemas, mudah panik, emosi, maka sudah dapat dipastikan hal tersebut akan "menular" pada anak. Cobalah untuk bersikap santai (relax), menikmati (enjoy), gembira (happy) maka anakpun akan menangkap aura dan emosi positif tersebut dan akan "tertular" pada mereka. Oleh karena itu, penting memilih jenis petuangan yang cocok untuk anda sekeluarga.

Berbagai alternatif kegiatan petualangan di alam:
beberapa pilihan kegiatan sesuai umur:
- kemping, dapat dilakukan oleh anak segala usia, yang perlu disesuaikan adalah lokasi kempingnya. Semakin kecil usia anak, sebaiknya lokasi kempingnya yang mudah diakses dan tidak terlalu jauh dari perkampungan/masyarakan/fasilitas umum
- hiking ke air terjun, cocok untuk usia 4 tahun ke atas dimana anak sudah cukup kuat untuk berjalan kaki sendiri. Namun, bukan berarti anak dibawah 4 tahun tidak bisa menikmati air terjun. Banyak air terjun yang cukup mudah dijangkau. Jika perlu, mereka bisa digendong, asalkan memang orang tua mereka sanggup menggendongnya.
- naik gunung. Saya mengenal cukup banyak orang tua yang hobi membawa anaknya naik gunung. Beberapa dari mereka sudah mulai membawa buah hatinya sejak anak mereka usia 2.5 tahun. Namun, beberapa dari mereka menunggu anak-anaknya cukup kuat untuk mendaki sendiri, sehingga mereka menunggu anak anak mereka berusia 7 tahun.
- berkano
- bersepeda ke perkampungan, perbukitan
- dll

pada dasarnya, sesuaikan kemampuan fisik dan kesiapan mental orang tua dalam memilih kegiatan yang akan dilakukan. Jika orang tua tidak yakin, jangan lakukan.


3. Persiapan yang dilakukan  

- tentukan lokasi petualangan, apakah pantai, sungai, gunung, bukit, lembah, desa, air terjun, dsb?

- banyak pertimbangan dan persiapan yg dapat dilakukan oleh orang tua, misalnya, apakah anda dan pasangan (ortu) adalah pasangan yang biasa berpetualang di alam bebas, ataukah seorang pemula (pertama kali mencoba berkegiatan berpetualang). Jika anda dan pasangan seorang pemula, maka, sebaiknya pilihlah lokasi petualangan yang aksesnya cukup mudah dan tidak terlalu jauh dari jalan utama/raya. Bisa jadi, anda sendiri tidak terlalu menikmatinya dan memutuskan untuk berpindah haluan, maka akan mudah bagi anda untuk kembali dan mencari tempat menginap yang "lebih nyaman" atau "less adventure" bagi anda;

- Lakukan lah persiapan2, seperti: cari tahu/informasi selengkap mungkin mengenai lokasi yang akan dituju. Internet, buku buku tentang destinasi wisata alam bebas, misalnya, akan sangat membantu. Dengan mengenali lokasi yg akan dituju, memudahkan kita membuat persiapan selanjutnya (berkemas barang bawaan yang diperlukan).

- persiapan selanjutnya adalah membuat daftar barang bawaan sesuai dengan tempat yang kita tuju. Jenis dan jumlah bawaan sangat tergantung dengan tempat yang kita tuju. tidak perlu membeli semua perlengkapan, jika anda belum memilikinya (misalnya kantung tidur), beberapa tempat lokasi petualangan, menyewakan barang barang yang dibutuhkan.

- jika anak sudah bersekolah, anak bisa dilibatkan dalam persiapan. termasuk menentukan pilihan kegiatan petualangan yang akan dijalani. Jelaskan pada mereka kondisi yang akan dihadapi. Hal ini akan membantu anak menyiapkan mental mereka akan apa yang akan dilakukan dan kemungkinan2 yang akan terjadi.


- karena kita berpetualang ke alam bebas, maka, bawalah barang2 dalam ransel, bukan koper, untuk memudahkan mobilisasi. Bungkuslah barang2 bawaan dengan kantong plastik, untuk mencegah barang2 tersebut menjadi basah, jika hujan turun dan kita masih berada di alam. bawalah barang barang seperlunya saja, tidak perlu berlebihan. Namun jangan lupa, obat obatan pribadi, dan biskuit kesukaan anak, dan mainan/barang yang anak tidak bisa tidur tanpanya.

- libatkan anak ketika "packing" sehingga anak mengetahui letak2 barang2 tersebut. Untuk anak2 yg lebih besar, dapat membawa sendiri ransel kecil, yang berisi barang barang inti anak, seperti jas hujan, jaket tipis, senter, makanan ringan, minum, topi, dll.

- bawalah peluit, ajari anak untuk menggunakan peluit pada saat saat emergency.

-biarpun ini sebuah petualangan, namun tak ada salahnya membuat itinerary akan kegiatan yang akan dilakukan. Usahakan tiba dilokasi sebelum gelap, sehingga anak memiliki waktu untuk beradaptasi dengan lingkungannya (terutama jika tempat menginap tidak ada listrik)


Tidak ada komentar: